Catatan Kehidupan Mahasiswa
Sore itu, setelah Ashar, saya dan Adip terlibat pertarungan yang luarbiasa hebat. Yah… pertarungan antara dua sahabat. Adip yang membawa misi membalas dendam kesumat, menantang saya untuk revenge, membalas kekalahan menyakitkan Liverpool dari Bayern Munchen di stadion Semolowaru Arena (sebutan kami untuk rental PlayStation di Semolowaru). Pertandinganpun berlangsung seru, baik aku dan adip berkonsentrasi penuh mengadu strategi, dan unjuk kecerdikan dengan mengendalikan joystick menggunakan jari-jari terampil kami, beradu menunjukan performa terbaik kami masing-masing. Keriuhan suara Liverpoodlian (fans Liverpool) dan Die Munchners (fans Bayern) yang dapat diatur lewat remote TV menggelegar sampai mengganggu pemain PS lainnya, dan tiba-tiba saja lampu mati… pertandingan terpaksa ditunda karena tidak ada suplai listrik dari PLN. Jadi, yaah… belum bisa ditentukan siapa juaranya hari ini.
Tamat.
Hehehe… Just kidding, buddy. Tentu saja note ini belum tamat. Bukan itu inti dari note ini. Apa yang terjadi kemudian adalah: api balas dendam masih panas membara hebat di dada kami, sehingga kami putuskan untuk menunggu dengan penuh kesabaran sampai listriknya hidup lagi. Sambil menunggu listriknya hidup, kami ngopi dulu di warung sebelah rental PS. Dan kemudian mulailah terjadi perbincangan tentang mitos prestasi puncak…
Saya: Skripsimu wes mari?
Adip: Gak kepikiran aku nggawe skripsi. Aku sik mikirno bisnis warung ku iki.
Saya: Trus, koen gak pengen lulus ngono tah?
Adip: yo, saiki opo manfaate aku kuliah nang matematika? Gak aplikatif. Sakjane sinau iku sing aplikatif nang dunia nyata. Iki jelas onok kesalahan ambek sistem pendidikane.
Saya: Iyo sehh… kalo emang matematika Unair visinya mencetak problem solver, seharusnya selama 4 taun kuliah kita bisa nerapno kuliah asuransi, riset operasi, simulasi nang masyarakat. Tapi kita cuma dijejeli teori-teori tok… lek saiki dikongkon nyeleseikan masalah, blum tentu kita bisa… belum tentu juga dosen kita bisa. Menurutmu sekolah sing apik ku koyo opo?
Adip: Yo koyo Universitas Ciputra. Lek jurusan Bisnis, yo ket awal kudu nggawe bisnis. Jadi ilmune langsung di gawe. Lek nang matematika? Isok tah awak dewe nerapno kalkulus? Struktur aljabar? UNAIR onok 12 fakultas, tapi sing berguna cuma kedokteran ambek ekonomi tok. Sing laine? Koyok sastra, FISIP, Hukum… mereka ga dibutuhkan masyarakat saat ini. Saiki masyarakat cuma butuh kesejahteraan ekonomi.
Saya: Lho tapi kesejahteraan ekonomi yo perlu bidang-bidang sing lain. Pendidikan iku gak salah. Masak orang nuntut ilmu dibilang salah?
Adip: Yo pasti onok sing salah. Saiki iso tah sarjana awak dewe nyeleseikan problem nang masyarakat? Lek gak iso, berarti onok sing salah.
Saya: iyo sehh… IPB nglulusno ribuan sarjana pertanian tiap taun, tapi kita masi import gula, durian kita masi kalah sama durian monthong, kedelei juga masi import. ITS tiap taun nglulusno sarjana teknik, tapi ga iso mbuat sepeda motor sekaliber HONDA. Nang Indonesia, tiap taun nglulusno jutaan sarjana ekonomi, tapi gak satupun sing iso nyelamatno ekonomi Indonesia. Apa yang salah?
Sejak saat itu saya langsung mengingat salah satu pemain sepakbola idola saya, Lukas Podolski. Lukas Podolski adalah striker Jerman yang bermain di klub kelas 2 Bundesliga Jerman. Banyak orang menyangsikan kemampuan Lukas podolski. Saat itu ia masih muda, 21 tahun, bermain untuk klub yang ecek-ecek, FC Koln. Pengalaman bertanding juga tidak spektakuler (hanya berkompetisi di Bundesliga divisi 2), namun pelatih Jerman, Jurgen Klinsmann, tetap memanggilnya ke timnas karena ia tahu bahwa Jerman perlu penyerang dengan naluri mencetak gol yang tinggi dan pergerakannya merepotkan barisan pertahanan lawan. Dan Podolski menjawabnya dengan 3 gol yang dibuatnya selama Pila Dunia 2006 berlangsung, dan menyabet gelar Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 2006. Di Tahun yang sama, Lukas Podolski menerima tawaran bermain di Bayern Munchen, klub papan atas di negri Bavaria itu… sejak itu dia menjadi superstar yang berfoto bersama superstar Jerman lainnya seperti Frans Beckenbauer, Gerd Muller, Michael Ballack, dan Miroslav Klose.
Siapa idolamu? Oprah Winfrey? Issac Newton? Nabi Muhammad? Kesuksesan fenomenal seperti siapa yang kamu inginkan? Henry Ford? Christiano Ronaldo? Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang apa isi otak mereka sehingga mereka bisa mengguncang dunia?
Prestasi luarbiasa dapat dicapai oleh semua orang, tetapi prestasi seperti itu tidak muncul dalam sekejap. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengayunkan tongkat sihir, dan tiba-tiba kita menjadi sehebat Michael Schumacer (7 kali Juara Dunia F-1), atau Bill Gates (founder Microsoft corp). Yah, kita memang bisa menelan pil diet untuk menurunkan berat badan, memperbaiki gairah seksual, bahkan menghilangkan depresi. Tetapi tak ada seorangpun yang bisa memberikan pil yang tiba-tiba menyulap kita menjadi berprestasi luar biasa.
Untuk menjadi berprestasi luar biasa, jutaan orang (termasuk saya dulu) membeli buku-buku dari pakar psikologi, pakar kepemimpinan, dan pakar-pakar yang lain. Ada yang dilengkapi resep ajaib tentang “12 langkah jitu”, ada yang best seller buku kepemimpinan, ada yang dilengkapi formula ajaib “Plan-Do-Check-Action”… intinya, para pakar telah mempropagandakan apa yang saya sebut sebagai MITOSprestasi puncak sebagai berikut:
1. Gunakan otak anda. Kerjakan sesuatu dengan segenap pikiran anda.
2. Bersantailah. Rileks… Demam panggung membuat anda tidak tampil maksimal.
3. Ketahui batas-batas anda. Indentifikasi semua kelebihan dan kekurangan anda.
4. Tentukan tujuan dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Time-bounded)
5. Bekerjalah dengan keras.
6. Jangan terlalu percaya diri. Nanti anda dikira sombong.
7. Jangan fokuskan hidup anda ke satu bidang. Siapa tahu anda gagal dalam bidang itu.
8. Jadilah pemain tim yang baik.
9. Sesali-lah kegagalan anda.
10. Minimalkan resiko yang anda hadapi.
Selama lebih dari empat tahun saya setuju dengan apa yang para pakar tersebut katakan diatas. Namun selama itu pula saya menjumpai diri saya (dan orang-orang yang saya kenal) mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja, jauh dari kesuksesan Mike tyson, Steve Jobs (founder Apple), maupun Phil Knight (founder Nike). Bualan pengembangan diri seperti diatas hanya membuat kita berprestasi biasa-biasa saja. Satu hal yang benar… semua idola anda, baik itu Muhammad Ali, Tiger Woods, Thomas Edison, Albert Einstein, Michael Jordan, tidak pernah membaca buku-buku para pakar tersebut sewaktu mereka membangun kesuksesannya. Artinya? Sewaktu Bill Gates membangun Microsoft, Bill gates tidak pernah melakukan ke-10 hal tersebut diatas. Coba anda baca biografi David Beckham, atau Muhammad Ali, atau Issac newton… apakah di biografi tersebut di tuliskan bahwa Muhammad Ali membaca buku para pakar, lalu menentukan tujuan, membuat rencana hidup yang SMART, kemudian melakukan ini, lalu melakukan itu, persis seperti yang tertulis di buku bacaannya?
Jika kita pengen jadi overachiever seperti mereka, lupakan hal-hal yang diketahui semua orang (terutama dari buku best seller).
1. “Gunakan otak anda” adalah saran yang bodoh. Untuk menghasilkan performa puncak, jangan pikirkan apa yang anda lakukan. JUST DO IT. Christiano Ronaldo, Pemain Sepak Bola Terbaik 2009 versi FIFA, ketika diwawancarai oleh wartawan Perancis mengenai tendangan bebasnya mengatakan, “Saya tidak memikirkan apa-apa. Saya hanya menendang bola sekeras-kerasnya dan yakin bahwa bola akan masuk”.
2. ”Lakukan relaksasi, agar anda tidak gugup saat bertanding”, juga merupakan saran yang konyol. Muhammad Ali, Tiger Woods, dan Susi Susanti jelas berdebar-debar ketika bertanding. Mereka mengalami stress. Stress memicunya mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Ini dibuktikan ketika mereka gagal, mereka akan menangis karena stress.
3. ”Ketahui batas-batas anda”, maka prestasi anda juga akan terbatas. Orang-orang berprestasi tinggi tidak mengenal batas. Mereka percaya bahwa mereka adalah apa yang mereka pikirkan. Seperti kata Henry Ford (founder Ford Motor Company), “Jika anda berpikir anda bisa, maka anda pasti bisa. Begitu juga sebaliknya”. Jadi, jika anda berpikir anda memiliki keterbatasan, maka anda pasti “TERBATAS”.
4. ”Tentukan tujuan dengan SMART” adalah saran yang tepat bagi para PEMALAS. Penentujuan yang terlalu detail malah menjadi penghalang anda mendapat kesempatan luar biasa.
5. ”Bekerjalah dengan keras” diperuntukan bagi para budak dan buruh, tidak cocok untuk superstar. Seorang superstar tau kapan ia harus bekerja dan mulai menikmati hidup. Apakah anda berpikir bahwa David Beckham menghabiskan waktunya untuk berlatih tendangan bebas? Tentu saja tidak. Para superstar juga memiliki waktu untuk mengisi kehidupan berkeluarga, bersosial, dan melakukan apa yang ia inginkan mumpung masih hidup.
6. ” Jangan fokuskan hidup anda ke satu bidang.” adalah hal yang membuat para superstar tertawa girang. Superstar tidak akan mampu mewujudkanimpiannya jika fokusnya terpecah-pecah. Thomas Alfa Edison pandai dalam membuat peralatan elektronik, tapi tak mampu menjadi dokter bedah otak. Elektronik dan neurologi adalah fokus yang berbeda.
7. ” Jangan terlalu percaya diri” adalah saran yang sangat konyol. Orang aroganlah yang menguasai dunia. Lihatlah bagaimana kehidupan Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, Muhammad Ali dan Steve Jobs. Mereka terlalu percaya diri sampai-sampai orang lain menganggapnya gila, sinting, dan bahkan tidak rasional.
8. ”Jadilah pemain Tim yang baik”, maka anda akan selamanya menjadi pemain tim yang tak pernah bersinar. Ada iklan rokok yang mengatakan “mau ngeksis, jangan lebay pliss..” hanya diperuntukan bagi anda yang takut gagal, pemalu dan tak ingin terkenal. Para superstar selalu “lebay”. Mereka melebih-lebihkan apa yang ia yakini ia benar, dan membawanya sampai ke tingkat yang paling irasional.
9. ” Sesali-lah kegagalan anda.” tidak cocok bagi para superstar. Berulangkali gagal, atau memiliki kenangan tentang kegagalan membuat hidup mereka terasa lebih berarti. Mereka tidak pernah menyesal dengan kegagalan, malah terus berfokus pada apa yang dapat mereka kerjakan dengan baik, serta sedikit sekali waktu yang mereka gunakan untuk mengevaluasi diri atas prestasi dan kegagalan mereka.
10. ” Minimalkan resiko yang anda hadapi” hanya untuk orang lemah. Orang yang luar biasa adalah orang yang berpikir bahwa resiko setara dengan imbalan. High risk, high return.
Akhirnya… apapun impian kita, jangan dengarkan apa kata para pakar pengembangan diri. Mereka tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan. Buku-buku yang memuat resep rahasia “12 langkah”, Formula Ajaib “Ini-Itu-Begini-begitu” sebaiknya kita gunakan sebagai pengganjal pintu, atau sebagai bahan bakar ketika anda sedang berpesta jagung bakar bersama teman-teman anda. Temukan apa yang kita cintai!
Tamat.
Hehehe… Just kidding, buddy. Tentu saja note ini belum tamat. Bukan itu inti dari note ini. Apa yang terjadi kemudian adalah: api balas dendam masih panas membara hebat di dada kami, sehingga kami putuskan untuk menunggu dengan penuh kesabaran sampai listriknya hidup lagi. Sambil menunggu listriknya hidup, kami ngopi dulu di warung sebelah rental PS. Dan kemudian mulailah terjadi perbincangan tentang mitos prestasi puncak…
Saya: Skripsimu wes mari?
Adip: Gak kepikiran aku nggawe skripsi. Aku sik mikirno bisnis warung ku iki.
Saya: Trus, koen gak pengen lulus ngono tah?
Adip: yo, saiki opo manfaate aku kuliah nang matematika? Gak aplikatif. Sakjane sinau iku sing aplikatif nang dunia nyata. Iki jelas onok kesalahan ambek sistem pendidikane.
Saya: Iyo sehh… kalo emang matematika Unair visinya mencetak problem solver, seharusnya selama 4 taun kuliah kita bisa nerapno kuliah asuransi, riset operasi, simulasi nang masyarakat. Tapi kita cuma dijejeli teori-teori tok… lek saiki dikongkon nyeleseikan masalah, blum tentu kita bisa… belum tentu juga dosen kita bisa. Menurutmu sekolah sing apik ku koyo opo?
Adip: Yo koyo Universitas Ciputra. Lek jurusan Bisnis, yo ket awal kudu nggawe bisnis. Jadi ilmune langsung di gawe. Lek nang matematika? Isok tah awak dewe nerapno kalkulus? Struktur aljabar? UNAIR onok 12 fakultas, tapi sing berguna cuma kedokteran ambek ekonomi tok. Sing laine? Koyok sastra, FISIP, Hukum… mereka ga dibutuhkan masyarakat saat ini. Saiki masyarakat cuma butuh kesejahteraan ekonomi.
Saya: Lho tapi kesejahteraan ekonomi yo perlu bidang-bidang sing lain. Pendidikan iku gak salah. Masak orang nuntut ilmu dibilang salah?
Adip: Yo pasti onok sing salah. Saiki iso tah sarjana awak dewe nyeleseikan problem nang masyarakat? Lek gak iso, berarti onok sing salah.
Saya: iyo sehh… IPB nglulusno ribuan sarjana pertanian tiap taun, tapi kita masi import gula, durian kita masi kalah sama durian monthong, kedelei juga masi import. ITS tiap taun nglulusno sarjana teknik, tapi ga iso mbuat sepeda motor sekaliber HONDA. Nang Indonesia, tiap taun nglulusno jutaan sarjana ekonomi, tapi gak satupun sing iso nyelamatno ekonomi Indonesia. Apa yang salah?
Sejak saat itu saya langsung mengingat salah satu pemain sepakbola idola saya, Lukas Podolski. Lukas Podolski adalah striker Jerman yang bermain di klub kelas 2 Bundesliga Jerman. Banyak orang menyangsikan kemampuan Lukas podolski. Saat itu ia masih muda, 21 tahun, bermain untuk klub yang ecek-ecek, FC Koln. Pengalaman bertanding juga tidak spektakuler (hanya berkompetisi di Bundesliga divisi 2), namun pelatih Jerman, Jurgen Klinsmann, tetap memanggilnya ke timnas karena ia tahu bahwa Jerman perlu penyerang dengan naluri mencetak gol yang tinggi dan pergerakannya merepotkan barisan pertahanan lawan. Dan Podolski menjawabnya dengan 3 gol yang dibuatnya selama Pila Dunia 2006 berlangsung, dan menyabet gelar Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 2006. Di Tahun yang sama, Lukas Podolski menerima tawaran bermain di Bayern Munchen, klub papan atas di negri Bavaria itu… sejak itu dia menjadi superstar yang berfoto bersama superstar Jerman lainnya seperti Frans Beckenbauer, Gerd Muller, Michael Ballack, dan Miroslav Klose.
Siapa idolamu? Oprah Winfrey? Issac Newton? Nabi Muhammad? Kesuksesan fenomenal seperti siapa yang kamu inginkan? Henry Ford? Christiano Ronaldo? Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang apa isi otak mereka sehingga mereka bisa mengguncang dunia?
Prestasi luarbiasa dapat dicapai oleh semua orang, tetapi prestasi seperti itu tidak muncul dalam sekejap. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengayunkan tongkat sihir, dan tiba-tiba kita menjadi sehebat Michael Schumacer (7 kali Juara Dunia F-1), atau Bill Gates (founder Microsoft corp). Yah, kita memang bisa menelan pil diet untuk menurunkan berat badan, memperbaiki gairah seksual, bahkan menghilangkan depresi. Tetapi tak ada seorangpun yang bisa memberikan pil yang tiba-tiba menyulap kita menjadi berprestasi luar biasa.
Untuk menjadi berprestasi luar biasa, jutaan orang (termasuk saya dulu) membeli buku-buku dari pakar psikologi, pakar kepemimpinan, dan pakar-pakar yang lain. Ada yang dilengkapi resep ajaib tentang “12 langkah jitu”, ada yang best seller buku kepemimpinan, ada yang dilengkapi formula ajaib “Plan-Do-Check-Action”… intinya, para pakar telah mempropagandakan apa yang saya sebut sebagai MITOSprestasi puncak sebagai berikut:
1. Gunakan otak anda. Kerjakan sesuatu dengan segenap pikiran anda.
2. Bersantailah. Rileks… Demam panggung membuat anda tidak tampil maksimal.
3. Ketahui batas-batas anda. Indentifikasi semua kelebihan dan kekurangan anda.
4. Tentukan tujuan dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Time-bounded)
5. Bekerjalah dengan keras.
6. Jangan terlalu percaya diri. Nanti anda dikira sombong.
7. Jangan fokuskan hidup anda ke satu bidang. Siapa tahu anda gagal dalam bidang itu.
8. Jadilah pemain tim yang baik.
9. Sesali-lah kegagalan anda.
10. Minimalkan resiko yang anda hadapi.
Selama lebih dari empat tahun saya setuju dengan apa yang para pakar tersebut katakan diatas. Namun selama itu pula saya menjumpai diri saya (dan orang-orang yang saya kenal) mempunyai prestasi yang biasa-biasa saja, jauh dari kesuksesan Mike tyson, Steve Jobs (founder Apple), maupun Phil Knight (founder Nike). Bualan pengembangan diri seperti diatas hanya membuat kita berprestasi biasa-biasa saja. Satu hal yang benar… semua idola anda, baik itu Muhammad Ali, Tiger Woods, Thomas Edison, Albert Einstein, Michael Jordan, tidak pernah membaca buku-buku para pakar tersebut sewaktu mereka membangun kesuksesannya. Artinya? Sewaktu Bill Gates membangun Microsoft, Bill gates tidak pernah melakukan ke-10 hal tersebut diatas. Coba anda baca biografi David Beckham, atau Muhammad Ali, atau Issac newton… apakah di biografi tersebut di tuliskan bahwa Muhammad Ali membaca buku para pakar, lalu menentukan tujuan, membuat rencana hidup yang SMART, kemudian melakukan ini, lalu melakukan itu, persis seperti yang tertulis di buku bacaannya?
Jika kita pengen jadi overachiever seperti mereka, lupakan hal-hal yang diketahui semua orang (terutama dari buku best seller).
1. “Gunakan otak anda” adalah saran yang bodoh. Untuk menghasilkan performa puncak, jangan pikirkan apa yang anda lakukan. JUST DO IT. Christiano Ronaldo, Pemain Sepak Bola Terbaik 2009 versi FIFA, ketika diwawancarai oleh wartawan Perancis mengenai tendangan bebasnya mengatakan, “Saya tidak memikirkan apa-apa. Saya hanya menendang bola sekeras-kerasnya dan yakin bahwa bola akan masuk”.
2. ”Lakukan relaksasi, agar anda tidak gugup saat bertanding”, juga merupakan saran yang konyol. Muhammad Ali, Tiger Woods, dan Susi Susanti jelas berdebar-debar ketika bertanding. Mereka mengalami stress. Stress memicunya mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Ini dibuktikan ketika mereka gagal, mereka akan menangis karena stress.
3. ”Ketahui batas-batas anda”, maka prestasi anda juga akan terbatas. Orang-orang berprestasi tinggi tidak mengenal batas. Mereka percaya bahwa mereka adalah apa yang mereka pikirkan. Seperti kata Henry Ford (founder Ford Motor Company), “Jika anda berpikir anda bisa, maka anda pasti bisa. Begitu juga sebaliknya”. Jadi, jika anda berpikir anda memiliki keterbatasan, maka anda pasti “TERBATAS”.
4. ”Tentukan tujuan dengan SMART” adalah saran yang tepat bagi para PEMALAS. Penentujuan yang terlalu detail malah menjadi penghalang anda mendapat kesempatan luar biasa.
5. ”Bekerjalah dengan keras” diperuntukan bagi para budak dan buruh, tidak cocok untuk superstar. Seorang superstar tau kapan ia harus bekerja dan mulai menikmati hidup. Apakah anda berpikir bahwa David Beckham menghabiskan waktunya untuk berlatih tendangan bebas? Tentu saja tidak. Para superstar juga memiliki waktu untuk mengisi kehidupan berkeluarga, bersosial, dan melakukan apa yang ia inginkan mumpung masih hidup.
6. ” Jangan fokuskan hidup anda ke satu bidang.” adalah hal yang membuat para superstar tertawa girang. Superstar tidak akan mampu mewujudkanimpiannya jika fokusnya terpecah-pecah. Thomas Alfa Edison pandai dalam membuat peralatan elektronik, tapi tak mampu menjadi dokter bedah otak. Elektronik dan neurologi adalah fokus yang berbeda.
7. ” Jangan terlalu percaya diri” adalah saran yang sangat konyol. Orang aroganlah yang menguasai dunia. Lihatlah bagaimana kehidupan Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, Muhammad Ali dan Steve Jobs. Mereka terlalu percaya diri sampai-sampai orang lain menganggapnya gila, sinting, dan bahkan tidak rasional.
8. ”Jadilah pemain Tim yang baik”, maka anda akan selamanya menjadi pemain tim yang tak pernah bersinar. Ada iklan rokok yang mengatakan “mau ngeksis, jangan lebay pliss..” hanya diperuntukan bagi anda yang takut gagal, pemalu dan tak ingin terkenal. Para superstar selalu “lebay”. Mereka melebih-lebihkan apa yang ia yakini ia benar, dan membawanya sampai ke tingkat yang paling irasional.
9. ” Sesali-lah kegagalan anda.” tidak cocok bagi para superstar. Berulangkali gagal, atau memiliki kenangan tentang kegagalan membuat hidup mereka terasa lebih berarti. Mereka tidak pernah menyesal dengan kegagalan, malah terus berfokus pada apa yang dapat mereka kerjakan dengan baik, serta sedikit sekali waktu yang mereka gunakan untuk mengevaluasi diri atas prestasi dan kegagalan mereka.
10. ” Minimalkan resiko yang anda hadapi” hanya untuk orang lemah. Orang yang luar biasa adalah orang yang berpikir bahwa resiko setara dengan imbalan. High risk, high return.
Akhirnya… apapun impian kita, jangan dengarkan apa kata para pakar pengembangan diri. Mereka tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan. Buku-buku yang memuat resep rahasia “12 langkah”, Formula Ajaib “Ini-Itu-Begini-begitu” sebaiknya kita gunakan sebagai pengganjal pintu, atau sebagai bahan bakar ketika anda sedang berpesta jagung bakar bersama teman-teman anda. Temukan apa yang kita cintai!
Komentar
Posting Komentar