Membela Tuhan

 Ketika melihat berita di TV yang sedang menyiarkan aksi beberapa instansi pemerintah maupun organisasi masa Islam menutup paksa warung-warung makan yang beroperasi selama jam berpuasa, saya hanya bisa geram dan mengumpat dalam hati. Astaghfirullah...

Lokasi Genangan Lumpur Lapindo, Sidoarjo (2008)

Penutupan warung-warung itu dilakukan dengan tujuan agar pengelola warung bisa menghormati orang-orang yang berpuasa. Yah, orang-orang yang tidak berpuasa memang harus menghormati rang yang sedang berpuasa agar kerukunan hidup antar umat beragama dapat tercapai.

Tapi, bukankah orang-orang yang berpuasa juga harus menghormati orang-orang yang tidak berpuasa? Karena di Indonesia juga ada orang-orang muslim yang tidak boleh berpuasa, dan ada juga orang-orang non-muslim yang memang tidak berpuasa. Bahkan, saya juga TIDAK PERNAH mendengar cerita nabi Muhammad yang menggalang masa dan membubarkan warung-warung makan secara paksa demi menghormati bulan Ramadhan... lalu, kenapa masih ada muslim yang melakukannya?

Pembubaran paksa warung-warung makan pada jam berpuasa hanya menunjukan arogansi dari masyarakat ISLAM itu sendiri, justru merendahkan reputasi ISLAM sebagai agama Rahmatan Lil Alamin, rahmat seluruh alam semesta. Keberadaan seorang muslim seharusnya menjadi penjamin keselamatan dan kehormatan siapapun yang berada di sekitarnya. Keberadaan seorang muslim harus menuai manfaat bagi SIAPAPUN!

Ah, saya jadi teringat tulisan Agus Mustofa dalam bukunya "Membela Allah".


Allah kok dibela

Lha iya, membela kok membela Allah

Apakah Dia butuh dibela?

Bukankah dia maha segala-galanya?

Dan tidak membutuhkan apa-apa dari makhluk-Nya?

Dia maha kaya dan maha berkuasa

Jadi, apa yang mesti kita bela?

Dia maha kuat, maha besar, maha hebat

Jadi, apa pantas kita membela-Nya?

Dia maha mulia, maha suci, dan maha agung

Lantas, untuk apa pembelaan kita?

Bukan,

Bukan begitu maksudnya

Dia memang tidak buth pembelaan kita

Tapi, justru kitalah yang butuh membela Dia

Agar kita menjadi orang yang mulia

Karena membela kemuliaan-Nya

Agar kita nunut kesejahteraan

Karena Dialah yang maha sejahtera

Agar kita bisa hidup aman

Karena Dialah zat yang maha mengamankan

Agar kita bisa membangun rasa cinta

Yang menjadi sumber kebahagiaan

Tapi, membela-Nya dari siapa?

Apakah ada makhluk yang bisa mengganggu-Nya?

Merendahkan atau menghina-Nya?

Mengingkari dan Melupakannya?

Atau bahkan menghilangkan eksistens-Nya?

Apa sih sulitnya bagi Dia untuk melenyapkan semua itu?

Dan menggantinya dengan makhluk yang selalu memuliakan-Nya

Dan mengagungkan-Nya?

Ya, sesungguhnya seluruh langit yang tujuh dan bumi beserta segala isinya

terus menerus bertasbih dengan memuji dan memuliakan-Nya

Gunung-gunung, sungai, hujan dan tetumbuhan

bahkan para malaikat dan iblis... semua mengakui Ketuhanan-Nya

Cuma manusia saja yang sering kafir dan mendustakan-Nya

Bahkan banyak yang berusaha meniadakan eksistensi-Nya

Yang jelas-jelas tidak bisa dihilangkannya

Karena sesungguhnya Dialah zat yang maha nyata

Beribu-ribu manusia yang menyebut dirinya atheis

secara sistematis berusaha meniadakan-Nya

Beratus-ratus ribu orang yang menyebut dirinya liberal

secara liar berusaha melemahkan-Nya

Berjuta-juta penduduk dunia yang menyatakan dirinya beragama pun

tanpa sengaja melupakan-Nya

termasuk orang-orang yang merasa dirinya Islam

ternyata juga tidak melakukan pembelaan untuk Dia

Siapa yang dibelanya?

Ada yang sibuk membela status sosialnya

ada yang sibuk membela kekuasaannya

ada yang sibuk membela investasinya

ada yang sibuk membela partai politiknya

ada yang sibuk membela organisasi massanya

ada yang sibuk membela madzab pemikirannya

ada yang sibuk membela "agamanya"

tapi tidak membela Tuhannya

"Agama" telah menjadi berhala dalam jiwanya

Rupanya dia lupa bahwa agama hanyalah "jalan" untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Kehidupan Mahasiswa

Ibu Sayang