Uji Coba Siaran Video Blog Pertama
Salam, pembaca yang Budiman. Saya mulai mencoba melakukan vloging, sebuah media yang baru bagi saya secara pribadi untuk mengekspresikan diri. Tidak dipungkiri, tentu saja saya mengharapkan mendapatkan kesempatan menjadi full time Youtuber, tapi saya sadar diri, dengan segala keterbatasan yang saya miliki, tentu perjalanan itu sangat panjang.
Banyak orang beranggapan bahwa menjadi Youtuber itu mudah dan sesuatu yang dipandang sebelah mata. Namun kenyataannya setelah saya praktek merekam video saya sendiri, baru kelihatan ternyata masih sangat banyak hal yang perlu dipelajari dan dibenahi.
Persiapan Pra-rekaman
Hari minggu 20 Januari 2021, saya sudah selesai sarapan saat jam menunjukan pukul 10.00, dan saya sudah menaruh hape saya di atas tripod murah merek Excel Promoss. Saya tidak mempersiapkan topik apapun untuk dibicarakan di video pertama saya, yang saya pikirkan saat itu adalah bagaimana cara saya tampil memperesentasikan diri di depan kamera belakang smartphone saya, Huawei Nova 2i. Hape saya sudah dalam kondisi full charge, dan memory card saya beli baru V-Gen SDXC 16 GB Class 10.
Camera Roll! Action!!
Saya posisikan diri saya di depan kamera agar nampak kepala dan bagian atas perut saya. Untuk meningkatkan kulatias rekaman suara, saya menggunakan microphone lavalier Boya BY-M1. Saya buka aplikasi Open Camera (karena aplikasi itu mendukung perekaman video Full HD 30 fps dengan mic external), dan memulai rekaman. Satu menit, dua menit, 15 menit berlalu... dan tidak satu katapun keluar dari mulut saya.
Saya hentikan rekaman, mengambil air minum dan mulai rekaman lagi. Kali ini, saya berhasil mengeluarkan sepatah-dua patah kata yang pada akhirnya ku hapus juga. Saya hentikan rekamannya, saya buat kopi, dan mulai menghisap rokok sambil berpikir, bagaimana saya harus memulai? Bagaimana salam pembuka saya, apakah energik seperti Peter McKinon? Atau dengan B-Roll keren seperti Cassey Neistat?
Waktu berlalu dan saya mulai rekaman lagi. Saya mencoba gaya Sean Tucker kali ini, saya berhasil membuat beberapa kalimat pembuka selama sekitar 10 menit, kemudian rekaman tiba-tiba berhenti karena ada telepon masuk.
Telepon masuk saat rekaman adalah hal yang menjengkelkan karena saya sudah merasa firm dengan situasi rekaman kedua saya. Setelah telepon selesai, saya pasang lagi handphone saya ke tripod, dan kali ini saya aktifkan airplane mode di handphone saya, dan mulai menekan tombol record.
Seingat saya lumayan lama, ada sekitar 40-an menit saya berbicara dengan stress yang tinggi, karena tidak terbiasa, takut hasilnya jelek. Setelah saya hentikan rekaman, dan lihat hasilnya, ternyata microphone saya lupa dipasang sehingga hasil suaranya bergema kesana kemari tidak terdengar jelas. Dan saya frustasi.
Recharging battery, and delete the footage to give more space in memory card.
Baterai handphone saya berkurang sekitar 40% dan memory card sudah terpakai sekitar 2,5 GB dari video useless itu (langsung kuhapus). Sambil mengisi ulang baterai smarphone saya, saya buat segelas kopi dan merokok lagi, dan mengevaluasi apa yang terjadi selama 2 jam terakhir ini.
- Ternyata tidak mudah bagi saya untuk memulai percakapan monolog sendiri di depan kamera.
- Saya nampak tegang sekali di video (yang ku hapus itu) dan suara saya kecil sekali (tanpa menggunakan mic external).
- Keringat saya banyak sekali keluar, sampai baju saya basah, dan muka saya terlihat berminyak.
- Wajah saya terlihat makin gelap, saya butuh tambahan cahaya untuk menerangi wajah saya.
Jadi saya otak-atik ruang shooting saya, dengan menambahkan lampu dan memasang kipas angin dari kejauhan.
Sekitar setengah jam kemudian saya ulangi kembali proses rekamannya. Saya review sebentar hasilnya, saya cukup puas walaupun masih jauh dari standar, tapi saya merasa sudah banyak kemajuan. Proses berikutnya adalah mengedit video itu. Simple saja, saya butuh alat untuk memotong adegan-adegan yang tidak saya ingin tampikan (seperti diam kebingungan, atau garuk-garuk kepala, batuk, salah ucap, bersin, ballpoint jatuh, suara ibu kos, dan lain sebagainya).
Finish the day
Saya memberanikan diri mengupload video latihan ini ke YouTube supaya saya bisa melihat progress perkembangan teknik vloging saya.
Tidak banyak yang dapat saya share dari pengalaman itu, dan videonya-pun tidak akan menghibur, apalagi menginspirasi, penontonnya. Tapi saya banyak sekali belajar dari video itu.
Terimakasih sudah membaca postingan ini. Sampai jumpa di video saya selanjutnya. Salam.
Komentar
Posting Komentar